Rabu, 29 Maret 2017

Peranan Pemerintah Sampang Dalam Menanggulangi Banjir (Bencana) Kota Sampang


Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4723); sesuai dengan ketentuan peraturan yang telah tertulis diatas enyatakan dengan jelas bahwasanya pemerintah berkewajiban untuk melestarikan suatu permaslahan mengenai bencana yng terjadi didaerah tersebut. Maka dengan itu keharusan dan memang itu merupakan tanggung jawb bagi pemerintah untk mencari win2 solution dalam mengani bencana atau banjir yang terjadi saat ini, jadi hari ini kalau pemerintah hanya tinggal diam sedangkan masyarakat dalam kondisi kebingungan karena merasa risih karena terjadinya banjir karena mengakibatkan macetnya aktivtas

TETESAN AIR MATA


Dalam perjanjian kau akan merawat dan menjaganya dalam situasi dan kondisi apapun dan bahkan kau sudah mengatakan didepan banyak umat kalau kau bersedia menjalankan semua kepercayaan masyarakat terhadapmu. Wahai pemimpin rakyat sedang apa kau hari ini...? bisakah kau mendengarkan jeritan rakyat yang sedang dilanda musibah besar berupa banjir yang sudah beberapa kali meluap terhadap kotaku ini, sedangkan rakyat terus akan kelaparan kalau air masih belum bisa surut seperti saat ini. Sedangkan kau hanya bisa santai menikmati kopi hangat dan menaikan kaki menghisap rokok melihat kondisi rakyat yang sedang sibuk membersihkan kotoran sampah yang mengelilingi halaman rumah.

Selasa, 15 Desember 2015

Bahasaku---- Bahasa Indonesia



Bahasa merupakan unsur penting dalam dunia sastra. Bahasa digunakan sastrawan sebagai media untuk menyampaikan ide atau gagasannya kepada masyarakat luas. Dalam dunia sastra, bahasa dapat dikatakan sebagai “jembatan” yang menghubungkan sastrawan dan masyarakat luas. Ada sebagian orang menganggap bahasa sastra berbeda dengan bahasa dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Sebenarnya keduanya sama saja. Jika antara yang satu dengan yang kedua berbeda, masyarakat luas tidak akan mengerti bahasa yang digunakan sastrawan dalam karya sastra yang diciptakannya. Padahal pada kenyataannya bahasa sastra dimengerti oleh masyarakat luas. Hal yang terakhir ini menunjukkan bahwa bahasa sastra dan bahasa dalam kehidupan nyata kita sehari-hari adalah sama.

Dalam kaitannya dengan sastra di Indonesia, bahasa Indonesia dan bahasa daerah termasuk bahasa Banjar menjadi unsur penting yang digunakan sastrawan untuk menyampaikan ide-idenya kepada masyarakat luas sebagai penikmatnya. Bahasa Indonesia dipakai dalam puisi, prosa piksi seperti cerpen dan novel, dan drama di Indonesia. Bahasa daerah termasuk bahasa Banjar juga dipakai dalam karya sastra di Indonesia seperti dalam cerpen dan pementasan teater tradisional khas Banjar, yakni mamanda. 

Hal di atas menunjukkan bahwa bahasa Indonesia dan bahasa Banjar penting dalam kehidupan dunia sastra di tanah air kita. Jika demikian halnya, apakah dunia sastra juga penting dalam kehidupan bahasa Indonesia dan bahasa Banjar di tanah air kita? Jawabannya adalah ya. Mengapa jawabannya adalah ya? Jawaban atas pertanyaan yang terakhir ini dapat Anda temukan dalam paparan berikut ini.

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas bahwa sastrawan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Banjar dalam karya sastra yang diciptakannya untuk berkomunikasi dengan masyarakat penikmatnya. Hal ini berarti bahwa dalam sastra, bahasa menjadi unsur yang langsung disentuh masyarakat luas.

Kita sebagai masyarakat luas langsung membaca atau mendengarkan bahasa Indonesia atau pun bahasa Banjar dalam karya sastra yang kita baca atau kita dengarkan dalam pementasan. Dengan kata lain, yang kita baca atau kita dengarkan dalam karya sastra adalah bahasa Indonesia atau bahasa Banjar. Jika bahasa Indonesia dan bahasa Banjar yang digunakan sastrawan dalam karya sastra, berarti dengan membaca atau mendengarkan bahasa dalam karya sastra tersebut masyarakat luas pun menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Banjar. 

Dengan demikian, bahasa Indonesia dan bahasa Banjar digunakan sastrawan dan masyarakat penikmatnya sehingga kedua bahasa ini akan bertambah lestari. Dengan kata lain kehidupan bahasa Indonesia dan bahasa Banjar akan bertambah lestari dengan adanya dunia sastra di Indonesia.

Jadi, sastra Indonesia dan sastra Banjar dengan bahasa Indonesia dan bahasa Banjar saling menunjang satu sama lain. Jika kita menggunakan istilah biologi, hubungan sastra Indonesia dan sastra Banjar dengan bahasa Indonesia dan bahasa Banjar kita katakan sebagai simbiosis mutualisme.

Berdasarkan paparan di atas, kita perlu membaca karya sastra dalam bentuk buku maupun dalam media cetak dan mendengarkan karya sastra yang dipentaskan jika kita ingin bahasa Indonesia dan bahasa Banjar bertambah lestari. Dewasa ini sudah banyak karya sastra yang diterbitkan dalam bentuk tulisan di Indonesia. Kita dapat membaca karya-karya sastra yang telah diterbitkan tersebut.

 Kita juga dapat mendengarkan karya sastra yang dipentaskan. Selain itu jika ingin menjadi sastawan, Anda dapat pula belajar menjadi sastrawan dalam upaya melestarikan bahasa Indonesia dan bahasa Banjar di tanah air yang kita cintai ini

Penulis: Salah Satu Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tribuwana Tunggudewi Malang
 

HIDUP UNTUK MUKMIN



Orang mukmin adalah sosok manusia yang memiliki prinsip hidup yang dipeganginya dengan erat. Ia berkerja sama dengan siapapun dalam kebaikan dan ketakwaan. Jika lingkungan sosialnya mengajak kepada kemungkaran, ia mengambil jalan sendiri.

Orang mukmin yang sejati mempunyai harga diri, tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang hina. Apabila ia terpaksa melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak pantas, perbuatannya itu ia sembunyikan dan tidak dipertontonkan di hadapan orang banyak. Ia masih memiliki rasa malu jika aibnya diketahui –apalagi—ditiru

HAKEKAT GURU SEJATI



Fisik berupa jasad atau raga, sedangkan metafisiknya adalah roh beserta unsur-unsur yang lebih rumit lagi. Ilmu Jawa melihat bahwa roh manusia  memiliki pamomong (pembimbing) yang disebut pancer atau guru sejati. Guru Sejati berdiri sendiri menjadi pendamping dan pembimbing roh atau sukma. Roh atau sukma di siram “air suci” oleh guru sejati, sehingga sukma menjadi sukma sejati.

ANALISIS PERMASALAHAN BIROKRASI DI KABUPATEN SAMPANG MADURA



Secara teoritis, birokrasi Pemerintahan memiliki tiga fungsi utama, yaitu; fungsi Pelayanan  berhubungan  dengan  unit  organisasi  pemerintahan  yang  berhubungan langsung  dengan  masyarakat  (public  service),  Fungsi  Pembangunan  yang berhubungan  dengan  unit  oganisasi  pemerintahan  yang  menjalankan  salah  satu bidang  tugas  tertentu  disektor  pembangunan  (development  function),  dan  Fungsi pemerintahan  umum,  berhubungan  dengan  rangkaian  kegiatan  organisasi pemerintahan  yang  menjalankan  tugas-tugas  pemerintahan  umum  (regulation  and function),  temasuk  di  dalamnya  menciptakan  dan  memelihara  ketentraman  dan ketertiban.

Minggu, 02 November 2014




Nama  : muhlisin
Nim     : 2013210076
Mk      : teori-teori ilmu sosial

Jawab:
 jika mengacu kepada kompetensi yang di ambil yaitu kepemimpinan maka kontekstualnya merupakan suatu interaksional yang memicu kepada pemimpiin yang seharus nya memiliki karakteritas yang nitralitas karena memang dalam kepemimpinan jika di bulatkan atau jika di kesinambungkan antara teori sosial dengan teori interaksi simbolik merupakan suatu kejelasan bila antara keduanya di kesinambungkan atau di relasikan menunjukan bahwa karakteristik seorang pemimpin memang harus bersikap nasionalis itu dalam pandangn teori-teori sosial. Karena manusia pada hakikat nya adalah mahkluk sosial dan pada toriqat nya adalah makhluk individu yang memiliki kesadaran akan dirinya di samping itu, seorang ilmuan menyatakan dalam peneliatiannya yaitu“ George Herbert Meada’ bahwa  pandangan Darwin yang menyatakan bahwa dorongan biologis memberikan motivasi bagi perilaku atau tindakan manusia, dan dorongan-dorongan tersebut mempunyai sifat sosial. Di samping itu’ Gerakan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungannya dengan pihak lain. Sehubungan dengan ini, George Herbert Mead berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk menanggapi diri sendiri secara sadar, dan kemampuan tersebut memerlukan daya pikir tertentu, khususnya daya pikir reflektif. Namun, ada kalanya terjadi tindakan manusia dalam interaksi sosial munculnya reaksi secara spontan dan seolah-olah tidak melalui pemikiran dan hal ini biasa terjadi pada binatang.
Bahasa atau komunikasi melalui simbol-simbol adalah merupakan isyarat yang mempunyai arti khusus yang muncul terhadap individu lain yang memiliki ide yang sama dengan isyarat-isyarat dan simbol-simbol akan terjadi pemikiran (mind).